Biarlah Rindu Ini Tertahan & Perlahan Hilang
Wahai hati, jangan sampai kamu ternodai hanya demi perhatiannya. Aku
tahu kamu ingin melepas rindu, tapi dekaplah dulu rindu itu ke doamu.
Wahai diri, jika ingin bersamanya, tergeraklah memantaskan diri, agar
engkau dipertemukan dengan jalan yg diridhoi.
Skenario Sang Pemilik Hati selalu luar biasa.
Memang benar, apapun itu tidak akan dibiarkan pergi dan hilang
kecuali digantikan dengan yang lebih baik. Saat aku kehilangan orang
yang aku pikir terbaik, Dia gantikan dengan orang lain yang tak hanya
lebih baik; yang akan menjadi partner sekaligus guru untuk ku
memperbaiki diri.
Untuk semua yang terjadi, pada akhirnya memang aku yang harus menerima. Menjalani semua sebagai bagian dari takdir yang Allah berikan, dan menjadi pemain terbaik atas semua yang telah tertulis. Membenci pun hanya akan menjadi akar yang menumbuhkan penyakit menjalar pada hati.
Untuk semua yang terjadi, pada akhirnya memang aku yang harus menerima. Menjalani semua sebagai bagian dari takdir yang Allah berikan, dan menjadi pemain terbaik atas semua yang telah tertulis. Membenci pun hanya akan menjadi akar yang menumbuhkan penyakit menjalar pada hati.
Dan aku tidak akan jadi salah satu raga yang hatinya dijalari penyakit
semacam itu. Aku memaafkanmu. Untuk semua yang telah aku lakukan selama
bersamamu, dan aku juga meminta maafmu.
Aku berhenti menyebutmu sebagai bagian penting dalam setiap doaku
kepada Sang Maha Pencipta. Bukan tidak sama sekali, tapi mungkin tidak
akan sesering dulu. Aku lebur dalam kesedihan, tidak ada perasaan
membenci. Hanya saja terkadang perasaan ingin berontak terhadap
keputusan menjauh dan berdiam diri tanpa alasan.
Aku tidak akan memohon hal buruk terjadi padamu. Untuk semua yang
terjadi, setelah dialog panjangku (tentangmu) bersama Allah, terserah
Dia akan melakukan apa kepadamu. Aku percaya akan ada langit cerah setelah mendung; akan ada obat
untuk penghilang sakit. Begitu juga akan ada tempat berbagi rindu
lainnya untukku. Aku hanya perlu menunggu, bukan?
Biarlah rindu ini tertahan dan perlahan hilang dengan sendirinya. Aku
harus yakinkan diriku bahwa rinduku hanya sebatas mengenangmu sebagai
bagian dari cerita indah dalam hidupku. Suatu saat, ketika merindumu aku
hanya ingin menunjukkan senyumku tanpa merasa risau.
Dan sekarang, ijinkan aku berterimakasih karena pernah datang dan
menuliskan bait-bait cerita manis itu. Terima kasih juga karena luka
yang ada. Ya, dari awal aku tahu bahwa seringkali cinta berjalan
beriringan dengan luka. Tapi aku tidak menyalahkanmu karena pernah
datang dengan cinta lalu pergi menorehkan luka. Bukannya orang yang
datang dan kita temui dalam hidup ini selalu mengajarkan sesuatu?
Harapku, kau selalu bahagia dan mendapatkan yang terbaik dalam hidupmu. Aku tidak ingin menjadi laki-laki jahat yang akan mendoakanmu dengan
hal-hal buruk. Aku hanya percaya, hal baik yang kita lakukan akan
kembali dengan hal baik lainnya untuk diri kita. Begitupula dengan doa.
Dengan mendoakanmu bahagia, aku harap juga akan merasa hal yang sama.
Tidak ada komentar